Picture
Kafe Batavia ini berlokasi di kawasan Kota, Jakarta Barat, "menyembul" di antara deretan bangunan tua yang ada di sana. Sesuai namanya, Batavia -nama untuk Kota Jakarta pada zaman dulu- kafe ini memiliki konsep yang juga vintage (kuno). "Aroma" sejarah tercium dari gaya dan desain interior ruangannya.

Bangunan yang berdiri antara tahun 1805 dan 1850 ini dulu merupakan tempat tinggal seorang pejabat pemerintahan Belanda. Pemilik bangunan ini adalah orang pemerintahan pada saat itu. Kantor pemerintahan berada tepat di depannya, yang sekarang dijadikan Museum Sejarah Jakarta (Jakarta History Museum).

Picture
Sebelum Cafe Batavia berdiri, bangunan tiga lantai ini hanya berisi kamar-kamar dan beberapa ruangan dengan beragam fungsi. Bangunan tersebut pernah dijadikan gudang, kantor, coffee shop, juga art gallery. Pada 1993, bangunan ini dibeli oleh seorang warga negara Australia bernama Graham James, yang saat ini menetap di Pulau Bali.

Hampir semua ruangan yang terdapat di Cafe Batavia masih menggunakan perlengkapan peninggalan pemiliknya di masa silam. Rata-rata perabot dan furniturnya terbuat dari kayu jati Jawa yang diproduksi pada akhir abad ke-19.

Posisi kafe Batavia yang langsung menghadap ke Taman Fatahillah, menjadikan kawasan disekitar kafe ini ramai dikunjungi warga Jakarta, khususnya pada hari Sabtu dan Minggu pagi. Kondisi tersebut dimanfaatkan beberapa warga dengan membuka usaha penyewaan sepeda ontel yang dapat digunakan untuk berkeliling di kawasan Kota Tua Jakarta.
 
Le Bridge yang terletak di Taman Impian Jaya Ancol terlihat sebagai resto yang mewah, sampai suatu saat kita mencobanya karena rasa penasaran dan ingin menikmati suasana makan yang berbeda dari biasanya.

Kami memutuskan untuk mencoba Resto ini. Le Bridge berarti adalah "jembatan" ini diinformasikan dari salah seorang Supervisor Le Bridge yaitu Pak Rendi. Le Bridge memiliki konsep menikmati menu yang ada di tengah pantai.

Untuk menuju Le Bridge , kita harus menempuh jembatan yang cukup panjang dan melewati "jembatan cinta" kalau tidak salah, yang pasti tempat itu mengandung kata cinta dan selalu banyak pasangan yang berada di sana.
Sekitar pukul 4 sore kita sudah berada disana dan memilih tempat yang pas agar dapat menikmati sunset. Di Le Bridge, kita tidak diberikan buku menu tetapi harus memesan di dekat pintu masuk. Di tempat pemesanan, terdapat menu yang ditempel dengan ukuran yang besar.

Makanan yang terdapat disini beragam mulai dari Burger, Steak, Pasta, aneka juice dan dessert. Menu yang kita coba kali ini, adalah termasuk menu andalan dari Le Bridge.

Menu yang ditawarkan adalah lebih ke arah Western, lengkap mulai dari Appetizer sampai dengan Dessert. Kata yang tepat mewakili Resto Le Bridge adalah "Murah dan Enak" selain itu Resto ini menawarkan suasa yang romantis terutama di malam hari. Resto ini cocok juga untuk makan malam bersama keluarga.
Picture
Untuk jam buka : Senin - Jumat buka 07.00 - 11.00 untuk Sabtu hingga Pkl 02.00, pembayaranpun dapat gunakan CC atau cash.

Menu yang ada diantaranya : Tenderloin Steak , Salmon Steak, Burger La Bridge, Fusili bolognise, Fetucini Carbonara, Sundae, Calamari, Chicken Wing, Pancake Ice Cream.

Harga makanan dan minuman berkisar 18.000 - < 115.000 (murah bukan)