Krakatau yang sebelumnya sempat diperebutkan dua provinsi yakni Banten dan Lampung, tak hanya menawarkan wisata gunung. Namun juga wisata bahari, yang memang membuat iri bagi wisatawan jika tak mengunjungi.

Bayangkan, saat di bibir pantau anak Krakatau dapat merasakan deburan ombak Selat Sunda berwarna biru bersih. Apalagi mata memandang Gunung Krakatau Purba yang berwarna kehijauan, membuat warna itu jadi kontras.

Zein Ginting, Presiden Direktur Arie Tour kepada TC mengaku wisatawan minat khusus yang datang hanya untuk diving masih sangat terbatas. Meski Demikian Lampung tetap menjual wisata diving karena obyek yang dilihat sangat berbeda dengan diving di daerah lain. "Ada nilai lebih yang ditawarkan di sini karena kita tidak hanya menyelami keindahan taman laut, tetapi lebih dari itu menyelami nilai historis Krakatau khususnya mengenai proses evolusi gunung tersebut dari bawah laut," tambah Zein Ginting.

Selain menyelam, wisatawan juga dapat memancing. "Memang jumlah wisatawan asing, terutama yang dapat ke Krakatau masih sangat terbatas. Dikarenakan promosi ke luar negeri yang sangat kurang, juga tidak setiap saat bisa datang ke Krakatau. Karena ketika angin barat datang sekitar bulan Nopember hingga Januari, maka nelayan tak berani mengantarkan wisatawan. Mereka nggak mau ambil risiko," tandasnya.
Picture
Tips Perjalanan

Dari Bandar Lampung melalui terminal Bus Rajabasa atau terminal Panjang menggunakan bus jurusan Kalianda, Lampung Selatan yang menempuh perjalanan sekitar 50 menit. Dilanjutkan dengan angkutan umum menuju Desa Canti sekitar 10-15 menit.

Jika dari Pelabuhan Bakauheni menggunakan bus jurusan Kota Kalianda (45 menit) dilanjutkan dengan angkutan umum menuju Desa Canti. Dari Dermaga Desa Canti menggunakan kapal motor rakyat yang dapat disewa ke Kepulauan Krakatau lebih-kurang 160 menit atau kapal cepat sekitar 90 menit.

Krakatau yang sudah menjadi Daerah Konservasi Alam maka untuk masuk ke Krakatau harus meminta ijin lebih dulu ke Balai Konservasi Lampung dengan membayar administrasi sebesar Rp 150.000. Dan untuk paket wisata Krakatau biasanya dipatok harga Rp 2.600.000 sampai Rp 3.000.000 untuk grup maksimal 10 orang. Bahkan kalau wisatawan asing harganya bisa lebih.

 
Dataran Tinggi Dieng adalah salah satu Destinasi Wisata di Jawa Tengah yang cukup Populer di Kalangan para Wisatawan Nusantara,  Dan salah satunya adalah Objek Wisata Alam Telaga Warna yang akan membuat Pandangan anda termanjakan oleh pesona alam tanah para Dewa , Objek Wisata yang satu ini memiliki luas 39,60 ha. yang merupakan bekas letusan Gunung Purba Dieng yang terjadi pada masa kuarter atau ratusan tahun silam yang kini sudah tidak aktif lagi dan menjadi kantong air hujan , selain itu disebelah Telaga warna juga terdapat Telaga pengilon dan komplek Goa Alam Pertapaan Mandala Sari ( Meditation Cave )
Picture
Makna yang diambil dari warna air yang ada di Telaga Warna yang melambangkan lima unsur Manusia atau disebut juga ” Sedulur Papat Kalima Pancer ” yang berarti bahwa kita manusia yang terlahir dari kandungan seorang ” ibu ” yang kelak akan menjalani kehidupan yang intinya kita harus ingat kepada ” Sang Pencipta ”serta Menghormati ibu dan hidup bermasyarakat menurut ajaran Agama ”, dilanjutkan perjalanan kita menuju sebuah cermin besar yaitu Telaga Pengilon yang berarti ” Cermin ” untuk kita melihat sisi baik dan buruknya sifat yang ada dalam menjalani Kehidupan, Dan setelah itu kita lanjutkan perjalanan menuju sebuah batu yang dinamakan Batu Tulis yang Berarti kita Manusia harus Memiliki Pedoman hidup atau Kitab untuk  Belajar Agama , Dilanjutkan lagi menuju Goa Semar yang Berarti ” Ngguguo Maring Sing Samar ” ( Tuhan yang Maha Esa ) dan di depan Goa tersebut terdapat sebuah nama ” Eyang Sabdo Jati ” yang artinya kita harus mencari Kesempurnaan Sejati dengan mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta ,

Dilanjutkan lagi menuju Goa Sumur yang di dalamnya terdapat sebuah mata air yang dinamakan masyarakat setempat dengan nama  ” Tirta Perwita Sari ” yang berarti Mata Air Kehidupan ,  dan di depan Goa tersebut juga terdapat sebuah papan nama yaitu Eyang Kumala Sari yang berarti ” Carilah pendamping hidupmu secantik batu permata yang indah tiada duanya atau utama yang penuh cinta dan kasih sayang , patuh terhadap orang tua dan bisa membawa kehidupan kita ke jalan yang benar di Dunia dan Akhirat ” ,

Dan yang terakhir kita akan menuju  Goa Jaran yang berarti Kuda ( Bahasa Jawa ) yang berarti ” Ojo Ngujo Sak Paran- paran atau ” manusia harus bisa mengendalikan nafsu yang ada dalam dirinya ” , dan di depan Goa tersebut juga terdapat papan nama ” Resi Kendali Seto ” yang berarti ” Manusia yang bisa mengendalikan hawa nafsunya dan berjalan dijalan yang Putih ”